twitter



Sahabat Pelangi
Hari ini adalah hari yang cukup membosankan bagi Leony. Mata pelajaran Ekonomi, Fisika, Matematika dan Bahasa Jerman adalah makanannya hari ini. O iya, Leony adalah salah satu murid SMA 1 Surabaya. Leony memiliki sahabat bernama Reva. Mereka bersahabat sejak kecil. Mereka sudah seperti Benang dan Jarum yang kemana-mana selalu bersama. Akan tetapi mereka memiliki sifat yang berbeda 180o. Anehnya, dengan sifat yang jauh berbeda, entah kenapa mereka bisa bersahabat. Ehm… tentunya hanya mereka yang tau.
***
Tet tet tet, bel istirahat pun berbunyi. Murid-murid berhamburan seperti anak ayam yang baru dilepas dari  kandangnya. Seperti murid yang lainnya Leony dan Reva pun segera menuju ke kantin.
“Aku ingin mati saja” , ucap Leony dengan lesu.
“Selalu seperti ini, hanya karena mata pelajaran yang membosankan, kamu ingin mati?”, tanya Reva.
“Tapi semua ini membunuhku, aku bisa gila Reva, aku ingin pulaaaaaang, aku ingin pulaaaaaaaaaaang”, ucap Leony lantang.
“Hust ! apa yang kamu lakuin sih? semua orang disini jadi ngeliat kita”, ujar Reva.
“Aa apa?”, tanya Leony bingung.
“Ehm … hehe, maaf ya semua, bukan maksudku membuat gaduh di kantin ini”, ujar Leony sambil nyengir.
“Kau ini sungguh memalukan”, kata Reva berbisik.
“Iya-iya maaf, aku enggak sengaja”, jawab Leony.
“Ayo kita ke kelas aja”, ajak Reva.
“Iya deh”, jawab Leony.
***
                Keesokan harinya Leony berangkat ke sekolah sendiri karena Reva tidak masuk sekolah. Katanya sih Reva ada acara gitu. Tentunya hari ini dicap sebagai hari yang paling menyebalkan bagi Leony.
                Saat jam istirahat Leony pergi ke taman dengan membawa buku diary miliknya. Dia merasa sangat kesepian tanpa Reva. Leony selalu menganggap teman adalah segala baginya, walaupun dia memiki harta yang melimpah ruah, jika dia kesepian maka hidupnya akan terasa hampa.
                Tiba-tiba datang seorang lelaki tampan yang membuyarkan lamunan Leony.
“Hei, apa yang sedang kamu lakukan disini sendirian? Apa kamu tidak takut diculik orang? ”, ucap cowok itu dengan ramah dan sedikit bercanda.
“Ee … emm, aku hanya ingin menenangkan diri ”, jawab Leony kaget.
“Maaf ya, kalau aku udah bikin kamu kaget, tapi apa kamu enggak kenal ma aku?”, ucap cowok itu tersenyum.
“Eng …Enggak”, ucap Leony ragu.
“Tentu aja kamu enggak kenal ma aku, aku murid baru di sini. Kenalin namaku Vio, aku anak XI IPA 5, salam kenal ya mohon bimbingannya ”, ucap Vio dengan senyuman yang sangat manis.
Seketi Leony pun tidak dapat berkata apa-apa, Leony seperti terbius oleh senyuman Vio akan tetapi Leony secepatnya berusaha menguasai diri.
“E .. i … iya, tentu saja. Namaku Leony anak XI IPA 4, panggil aja aku Ony, senang bisa ketemu sama kamu”, jawab Leony dengan senyum kaku.
“Wah ternyata kelas kita sebelahan ya, dan kemarin kayaknya aku liat kamu di kantin”, kata Vio.
“Oh itu, itu bukan aku kok”, jawab Leony bingung dan malu.
“Oh gitu ya”, ucap Vio dengan tersenyum.
“Hmm”, jawab Leony dengan senyum kakunya lagi.

Tet tet, tiba-tiba bel masuk berbunyi dan mereka berdua pun masuk ke kelas masing-masing. Pertemuan yang singkat, akan tetapi mampu membuat Leony terbius oleh Vio seperti ada mantra-mantra yang diucapkan Vio pada dirinya. Dari pertemuan itu mereka saling menyapa ketika bertemu dan tidak jarang pula mereka mengobrol.
***
                Suatu ketika pada jam istirahat Leony dan Reva pergi ke taman bersama, mereka mengobrol dengan asyiknya. Tak disangka mereka berdua bertemu dengan Vio, Vio pun menyapa Leony dengan senyuman. Akan tetapi Reva menyangka bahwa Vio menyapa mereka berdua karena Reva tidak tahu bahwa Leony telah mengenal Vio lebih dahulu.
“Cowok itu”, ucap Reva terpesona.
“Cowok itu kenapa Rev?”, tanya Leony.
“Dia manis banget”, jawab Reva tersenyum bahagia.
“Kamu suka ya? hayo”, tanya Leony bercanda.
 “Iya, aku suka senyumnya, manis banget”, jawab Reva tanpa ragu.
“Apa yang harus aku lakuin, aku juga mulai suka sama Vio, kalau aku jujur ke Reva aku pasti akan melukai perasaannya”, gumam Leony dalam hati.
“On, kamu tahu nama cowok itu enggak?”, tanya Reva seraya mengagetkan Leony.
“Ehh, iya. Aku enggak tahu, baru kali ini aku ketemu dia, kenapa? kamu beneran suka ya ma dia?”, ucap Leony memastikan.
“Tentu saja, aku akan mengejarnya, hehe”, jawab Reva tersenyum.
                Leony tidak tega mengatakan yang sebenarnya, baru kali ini Leony melihat Reva tersenyum semanis itu semenjak ibu Reva meninggal karena kanker pada saat Reva berumur 10th.
                Mulai saat itu, Reva mencari tahu semua tentang Vio. Reva mulai mengajak Vio berkenalan. Reva berharap agar Vio bisa mengembalikan senyumnya lagi seperti dulu. Akan tetapi ternyata Vio lebih menyukai Leony, tingkah Leony membuat Vio tertarik padanya.
***
                Pada suatu ketika Vio mengungkapkan perasaannya kepada Leony.
“On, mungkin ini enggak masuk akal, kalau aku bilang bahwa aku suka sama kamu”, ucap Vio.
“Apa?”, tanya Leony kaget.
“Aku suka sama kamu, aku enggak tahu lagi harus bilang apa, mungkin ini juga terlalu cepat”, jelas Vio.
“Tapi maaf Vi, kamu tau Reva kan? dia itu suka sama kamu”, jawab Leony.
“Tapi On, aku sukanya sama kamu”, jawab Vio
“Terus, masak aku tega sih sama Reva, dia itu sahabatku, aku enggak mau bikin dia sakit hati”, kata Leony.
“Jadi, kamu mengikhlaskan aku demi dia? Demi Reva? Kenapa? Kenapa kamu enggak jujur aja sama dia, Kenapa On?”, tanya Vio.
“Karena aku enggak mau kehilangan sahabatku”, jawab Leony.
“Ok, kalau itu mau kamu, aku akan jadiin Reva pacarku sesuai apa yang kamu mau On”, ancam Vio.
“Itu kan terserah kamu Vi, itu hak-hak kamu kok, aku juga enggak berhak untuk ngelarang kamu”, jawab Leony pura-pura tidak peduli.
“Leony?”, Vio kaget mendengar ucapan Leony, Vio tidak menyangka bahwa Leony tidak menahannya sedikit pun.
“Maaf ya, aku harus pergi ke toilet”, kata Leony.
“Ony? Leony? On? ..”, panggil Vio.
Leony pergi meninggalkan Vio begitu saja.
                Di toilet Leony menangis, Leony berharap dia tidak akan menyesal atas keputusan yang diambilnya. Dengan mata merah Leony keluar dari toilet dan berpapasan dengan Reva.
“Ony? Kamu kenapa? Kamu abis nangis ya?”, tanya Reva bingung.
“Enggak Rev, tadi cuma kelilipan aja kok, enggak parah”, jawab Leony.
“Oh gitu ya, ya udah yuk, kita masuk kelas”, ajak Reva.
“Ehm”, balas Leony.
                Setelah kejadian itu Vio dan Reva semakin dekat dan akhirnya mereka jadian. Setelah jadian, Reva bahkan lebih sering jalan dengan Vio daripada dengan Leony sahabatnya. Betapa sakitnya hati Leony melihat bahwa Reva telah mencampakannya.
***

                Suatu hari Leony sengaja berangkat ke sekolah lebih awal. Dia ingin menaruh sepucuk surat di laci meja Vio, akan tetapi Reva melihatnya. Reva langsung mengambil surat itu dan membacanya.
 “Oh, jadi gini ya On, kamu udah diem-diem suka sama Vio, kenapa kamu enggak bilang ke aku, kamu udah nusuk aku dari belakang, teman macam apa kamu On ?”, ucap Reva dengan lantang.
“Rev, kamu salah paham”, jawab Leony.
“Salah paham apa? Surat ini adalah buktinya, aku benci sama kamu”, ucap Reva dan pergi.
“Rev maafin aku Rev, aku mohon”, ucap Leony.
                Tidak sengaja Vio melihat Leony, melihat Leony menangis seperti itu pun Vio hanya bisa berdiri kaku, dia tidak tau apa yang harus dilakukannya, apa boleh buat dia hanya bisa berdiam diri agar tidak menambah buruk keadaan.
***
                Leony benar-benar sedih selama beberapa hari. Tapi dia berusaha untuk bangkit, dia yakin Reva pasti akan kembali padanya. Hari ini dia berangkat dengan wajah yang ceria kembali, wajahnya yang cantik tampak kelihatan berseri.
                Di depan gerbang sekolah dia melihat Reva bersama Vio, Leony pun menghampiri mereka dan berusaha menyapa.
“Pagi Rev? Pagi Vio?”, ucap Leony.
“Pagi juga On”, jawab Vio
“Ngapain kamu kesini? Mau gangguin kita? Udah deh enggak usah basa-basi kayak gitu, ada maksud apa nih?”, tanya Reva kasar.
“Rev, aku mau kita kayak dulu lagi, kita kan sahabatan dari kecil, tapi kenapa tiba-tiba musuhan kayak gini Rev? kamu cuma salah paham waktu itu”, jelas Leony.
“Udah deh lupain aja”, jawab Reva
“Ayo Vi kita pergi aja dari sini”, ajak Reva.
“Rev, kenapa kamu jadi kayak gini? Dia kan sahabat kamu”, ucap Vio
“Kenapa sih kamu malah belain dia, aku benci kalian berdua”, jawab Reva.
                Reva langsung pergi dan Leony mengejarnya, disaat yang bersamaan sebuah mobil melaju kencang, alhasil Leony tertabrak dan harus dilarikan ke rumah sakit. Akhirnya di rumah sakit Vio menceritakan kejadian yang sebenarnya tentang hubungannya dengan Leony. Dan akhirnya Reva tahu, bahwa sahabatnya selalu berusaha menjaga hatinya, tak pernah membiarkan hatinya terluka, bahkan merelakan cintanya demi dia. Reva menyesali semua perbuataannya terhadap Leony.
 “On, mungkin kata maaf enggak ada artinya untuk nebus semua kesalahan aku sama kamu”, kata Reva sambil menangis.
“Kata siapa Rev? Kamu ada disini aja, aku udah bahagia banget”, jawab Leony dengan senyum polos.
“On, aku nyesel banget, aku minta maaf, aku sudah buat kamu kayak gini”, ucap Reva.
“Kamu kenapa nangis? Kamu keliatan jelek banget loh”, kata Leony bercanda.
“Ony ? aku serius”, jawab Reva.
“Iya iya, jangan marah, tambah jelek lagi loh”, celetuk Leony meledek.
“Kamu udah maafin aku kan?”, tanya Reva.
“Kamu enggak minta maaf pun, aku juga udah maafin kok Rev, kita kan sahabatan dari kecil”, jawab Leony.
“Makasih ya On, makasih banget”, ujar Reva.
“Dasar Oon, jadi orang kok polos banget”, sahut Vio.
“Hei, nama aku Ony bukan Oon tau”, ujar Leony.
“Oon? hahaha”, kata Reva tertawa.
“Ih dasar kalian nih, aku mati aja deh sekarang”, kata Leony.
“Hey jangan ! utang rumah sakit kamu belum dibayar nih, wah dasar”, ledek Vio.
“Huh”, ucap Leony kesal.
“Leony Leony, hahaha”, sahut Reva
                Secercah cahaya mulai datang, dunia yang gelap perlahan mulai terang. Seterang suasana hati Leony saat ini. Akhirnya mereka bertiga bersahabat. Sepertinya mereka mulai mengerti apa arti sahabat yang sesungguhnya. “Sahabat Adalah Pelangi”, yang memberi warna dalam hidup kita.

TAMAT



Karya : Intan Zulinda Santosa


1 komentar:

  1. wkwkwkw

Posting Komentar